Jumat, 01 Juli 2016

Prinsip Dasar Pemikiran AHP (Analytic Hierarchy Process)



1.      Membuat Model Hirarki (Structuring Hierarchy)
Proses identifikasi masalah dilanjutkan dengan penguraian (decomposition) permasalahan atau elemen menjadi unsur-unsur terkecil sehingga tidak dapat diuraikan/dijabarkan lagi. Penguraian masalah dipecah menjadi beberapa level hirarki (lihat gambar 1 di bawah ini).
Gambar 1 Model hirarki 


2.  Menentukan Nilai Prioritas (Setting priorities)
Membandingkan diantara dua criteria (pairwise comparisons) kemudian membedakannya berdasarkan tingkat preferensi.
Tabel 1 Skala AHP
Skala
Definisi
Keterangan
Zona Persepsi
1
Sama-sama penting
A sama-sama penting dibanding B
Sama
2
Nilai tengah jika ragu memilih 1 atau 2
3
Sangat sedikit lebih penting
A sangat sedikit lebih penting dibanding B
Berbeda sedikit
4
Nilai tengah jika ragu memilih 3 atau 5
5
Sedikit lebih penting
A sedikit lebih penting dibanding B
6
Nilai tengah jika ragu memilih 5 atau 7
7
Jauh lebih penting
A jauh lebih penting dibanding B
Berbeda jauh
8
Nilai tengah jika ragu memilih 7 atau 9
9
Sangat jauh lebih penting
A sangat jauh lebih penting dibanding B
Resiprokal angka 1 s.d. 9
Jika A jauh lebih penting dibanding B dengan skala 7, maka B jauh lebih penting dibanding A dengan skala 1/7.
Jika A “7 kali” lebih penting dibanding B, maka B adalah “1/7 kali” lebih penting dari A

Contoh kuesioner
Dengan membandingkan (“menimbang-nimbang”) antar-dua kriteria berikut, KRITERIA manakah menurut anda yang lebih PENTING?
(1 = Sama-sama penting, 3 = Sangat sedikit lebih penting, 5 = Sedikit lebih penting, 7 = Jauh lebih penting, 9 = Sangat jauh lebih penting).
Tabel 2 Contoh kuesioner pairwise comparisons
No

KIRI

ê
KIRI … lebih penting dibanding KANAN

KANAN … lebih penting dibanding KIRI
KANAN
ê
Sangat jauh

Jauh

Sedikit

Sangat sedikit

Sama

Sangat sedikit

Sedikit

Jauh

Sangat jauh
1
Aspek Ekonomi (Harga tanah, Biaya produksi (Biaya perijinan, biaya pembelian bahan bangunan, dan lain-lain), Kedekatan dengan tenaga kerja, ketersediaan sumber air, Kedekatan dengan sumber tenaga listrik)
9

7

5
3

1

3

5

7

9
Aspek sosial (Kedekatan dengan pemukiman penduduk—ramai/ sepi, Sikap masyarakat, Keadaan lingkungan—keamanan, Tata ruang kota (Rencana Tata Ruang Wilayah/ RTRW)

Jika menurut anda kriteria ekonomi sangat sedikit lebih penting dibanding dengan kriteria sosial maka lingkarilah angka 3 (lihat tabel 1, skala AHP)
Gambar 2 Matrik Pairwise Comparisons untuk Kriteria (Level II)




Rumus:
Kolom F  =PRODUCT (B5:E5)^(1/4)
^(1/4) sama dengan akar pangkat 4 artinya matrik tersebut merupakan matrik 4 (4 kolom dan 4 baris). Jika jumlah matrik 5 (5 kolom dan 5 baris) maka harus ^(1/5), dan seterusnya.
Kolom G merupakan bobot /vektor prioritas (eigenvector) =F5/F$9
Kolom H perkalian antar matrik atau rata-rata bobot atau bobot relatif {=MMULT(B5:E8,G5:G8)}
Kolom I  merupakan eigenvalue (Lambda) =H5/G5

3.  Mengukur Konsistensi (Logical consistency)
Menurut Thomas L. Saaty (1990:18) konsistensi memiliki dua makna, yaitu pertama konsisten karena memiliki kesamaan objek yang digolongkan ke dalam kelompok menurut homogenitas dan relevansinya. Misalnya, anggur dan jeruk dikelompokkan (homogenitas) ke dalam buah yang berbentuk bulat, relevan jika kriterianya adalah bulat. Tetapi mungkin tidak relevan jika kriterianya adalah rasa. Kedua, konsisten karena intensitas hubungan diantara objek berdasarkan kriteria tertentu bersifat transitif. Misalnya, madu dinilai 5 kali lebih manis daripada gula. Gula 2 kali lebih manis daripada tebu, maka madu 10 kali lebih manis daripada tebu.
AHP mengukur konsistensi dengan consistency ratio (CR). Mula-mula hi­tung dulu consistency index (CI), yang menggam­barkan deviasi pre­fe­ren­si dari konsistensinya:
di mana  adalah jumlah elemen yang hendak dibanding­kan, dan  ada­lah eigenvalue terbesar. Kemudian hitung CR, yaitu CI di­bagi dengan random index (RI).

Tabel 3 Indeks Random

Nilai CR ini diusa­hakan tidak lebih dari 10 persen. Pelangga­ran se­rius ter­hadap konsistensi akan menjurus pada pe­ng­ambi­lan keputusan yang keli­ru.
  

Related Post:

Written by: Hyen Indiar Advariant Updated at: 21.09

Penulis: Unknown ~ Building directory

Artikel Prinsip Dasar Pemikiran AHP (Analytic Hierarchy Process) ini dipublish oleh Unknown pada hari Jumat, 01 Juli 2016 Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang Prinsip Dasar Pemikiran AHP (Analytic Hierarchy Process) ini. Sertakan link https://advariant.blogspot.com/2016/07/prinsip-dasar-pemikiran-ahp-analytic.html ini jika anda gunakan sebagai referensi. Semoga bermanfaat bagi anda. Jika anda menyukai Blog ini, silahkan like di http://facebook.com/hyen.indiar dan follow kami di http://twitter.com/linkvariasi. Terima kasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca dan berkomentar tentang artikel ini.

1 komentar:

Berkomentar yang sopan, setiap komentar yang sesuai tema akan diterima dengan baik, dan yang Anonymous kami mohon maaf terpaksa dihapus!