Seperti yang sudah kita ketahui
bahwa berbagai macam alat penelitian telah banyak diaplikasikan dalam berbagai
studi. Berikut ini saya sedikit memberikan contoh mengenai penggunaan metode
penelitian menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP) in selection, maksudnya metode AHP ini diaplikasikan dalam proses pemilihan. Metode ini
dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam contoh di
bawah ini akan saya paparkan bagaimana melakukan proses memilih (selection) dengan menggunakan
aplikasi AHP.
Misal: saya ingin memilih komponen
komputer berdasarkan kebutuhan. Komponen yang saya butuhkan adalah processor,
Mainboard, RAM dan Hardisk beserta harganya dari tiga toko komputer yang
berbeda. Silahkan lihat di tabel di bawah ini:
Tabel
1 Harga komponen komputer dari tiga toko
Toko A
|
Toko B
|
Toko C
|
|
Proc. AMD Richland 3,0GHz
|
470000
|
460000
|
452000
|
Mainboard ECS A780LM-M2 socket AMD
|
525000
|
550000
|
520000
|
Memori DDR 3 Varro
|
120000
|
140000
|
130000
|
Hardisk SATA 80GB
|
300000
|
225000
|
325000
|
Setelah kita mendapatkan rinciannya,
yang perlu kita lakukan adalah membuat suatu hirarki. Berdasarkan prinsip kerja
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah:
1. Membuat hirarki
2. Mensintesiskan
3. Konsistensi (logical
consistency)
Untuk hirarkinya adalah sebagai
berikut:
Gambar 1
hirarki memilih toko komputer menurut harga
Keterangan:
Proc. = Processor
MBoard = Mainboard
RAM = Random Access Memory
HD = Hardisk
Dari gambar di atas kita memiliki
tiga level hirarki; level 1 menjelaskan fokus tujuan yang hendak kita capai;
Level 2 adalah kriteria toko menurut komponen yang kita butuhkan; Level 3
adalah toko komputer yang akan kita tuju.
Proses selanjutnya adalah membuat
sintesis, dengan menggunakan matrik pairwise comparison berdasarkan kriteria.
Sedikit mengulang tabel 1 tapi kita tambahkan dengan rerata, sebagai berikut:
Tabel 2 Rerata harga komponen
komputer menurut toko
Untuk menghitung rerata di tabel 2 kita menggunakan rumus, sebagai berikut:
=PRODUCT(B2:D2)^(1/3) untuk baris 2 kolom B sampai D, dan seterusnya sampai baris 5.
Kemudian kita akan menggunakan rerata tersebut untuk perhitungan matrik pairwise comparison, di bawah ini:
Tabel 3 Matrik pairwise comparison menurut komponen
Untuk baris 9 kolom B =1, karena kita tidak mungkin membandingkan kriteria yang sama, misal Proc. dibandingkan dengan Proc. Kemudian untuk menghitung angka yang ada di luar diagonal 1 (dimulai baris 9 kolom C) rumusnya, adalah =E2/E3, =E2/E4, =E2/E5, secara berurutan (lihat tabel 2). Hal yang sama untuk baris di luar 1 untuk semua sumbu diagonal. Sedangkan untuk baris berwarna grey, (baris 10 kolom B) rumusnya adalah =1/C9 (reciprocal dari =E2/E3).
Berikutnya kita akan menentukan CI (Consistency Index) dan CR (Consistency Ratio). Syarat untuk CR tidak boleh lebih dari 0,10 (atau 10%). Kalau lebih dari 10% maka matrik pairwise comparison tidak konsisten. Rumus:
CI = (Lambda maks - n)/(n-1)
CR= CI / Random Index
Berikut ini adalah tabel random indek
Tabel 4 Random indeks
Tabel 3 Matrik pairwise comparison menurut komponen
Untuk baris 9 kolom B =1, karena kita tidak mungkin membandingkan kriteria yang sama, misal Proc. dibandingkan dengan Proc. Kemudian untuk menghitung angka yang ada di luar diagonal 1 (dimulai baris 9 kolom C) rumusnya, adalah =E2/E3, =E2/E4, =E2/E5, secara berurutan (lihat tabel 2). Hal yang sama untuk baris di luar 1 untuk semua sumbu diagonal. Sedangkan untuk baris berwarna grey, (baris 10 kolom B) rumusnya adalah =1/C9 (reciprocal dari =E2/E3).
Berikutnya kita akan menentukan CI (Consistency Index) dan CR (Consistency Ratio). Syarat untuk CR tidak boleh lebih dari 0,10 (atau 10%). Kalau lebih dari 10% maka matrik pairwise comparison tidak konsisten. Rumus:
CI = (Lambda maks - n)/(n-1)
CR= CI / Random Index
Berikut ini adalah tabel random indek
Tabel 4 Random indeks
n | RI |
2 | 0 |
3 | 0.58 |
4 | 0.9 |
Dalam tabel random indek n hanya sampai 4, sebenarnya n bisa mencapai maks 15.
Berdasarkan data di atas CI = 0,00 dan CR = 0,00. Jadi kita sudah bisa memastikan bahwa data ini konsisten.
Kita masih berada pada level 2 hirarki, kita belum sampai menghitung level 3, yaitu Matrik pairwise comparison menurut toko.
Keterangan: Nilai Vektor tertinggi merupakan harga yang paling mahal.
Selanjutnya, kita akan menghitung harga komponen menurut toko, berikut ini adalah matriknya:
Tabel 5 Matrik harga processor menurut toko
Tabel 6 Matrik harga mainboard menurut toko
Tabel 7 Matrik harga memori menurut toko
Tabel 8 Matrik harga hardisk menurut toko
Untuk tabel 5-8 nilai CI = 0,00 dan CR = 0,00 artinya semua konsisten. Untuk lebih jelasnya anda dapat download.
Berdasarkan data di atas CI = 0,00 dan CR = 0,00. Jadi kita sudah bisa memastikan bahwa data ini konsisten.
Kita masih berada pada level 2 hirarki, kita belum sampai menghitung level 3, yaitu Matrik pairwise comparison menurut toko.
Keterangan: Nilai Vektor tertinggi merupakan harga yang paling mahal.
Selanjutnya, kita akan menghitung harga komponen menurut toko, berikut ini adalah matriknya:
Tabel 5 Matrik harga processor menurut toko
Tabel 6 Matrik harga mainboard menurut toko
Tabel 7 Matrik harga memori menurut toko
Tabel 8 Matrik harga hardisk menurut toko
Untuk tabel 5-8 nilai CI = 0,00 dan CR = 0,00 artinya semua konsisten. Untuk lebih jelasnya anda dapat download.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments
Berkomentar yang sopan, setiap komentar yang sesuai tema akan diterima dengan baik, dan yang Anonymous kami mohon maaf terpaksa dihapus!